
Polemik patung presiden AS Barack Obama di taman menteng Jakarta kian memanas. Kaum nasionalis Negara menganggap keberadaan patung tersebut tidak memiliki nilai histories bagi sejarah Negara Indonesia. Patung yang dibuat menyerupai Obama ( Barry ) di masa kecilnya di menteng ini justeru tiba-tiba saja menghangat ke permukaan public ditengah rakyat Indonesia menuntut penuntasan skandal bank century dan PT. Freeport di Papua. Ada apa?, kok tiba-tiba nasionalisme konservatif memuncak amarah mereka hanya karena sebuah patung yang konon benda mati…disbanding suprastruktur ekonomi AS seperti PT. Freeport yang menghisap kekayaan rakyat Papua sampai detik ini malah di diamkan oleh kaum negarawan yang rebut-ribut keutuhan dan entitas bangsa Indonesia.
Suhu politik AS dibawah Obama, hubungan diplomasi AS kemudian bergairah kearah yang berbeda dengan politik konservatif presiden AS sebelum Obama. Begitu juga ritual ekonomi politik AS terkait perusahaan milik keluarga Rockefeller-Freeport Mc Moorant yang membagi tiga benua untuk eksplorasi tambang emas, perak dan tembaga. Kancah politik Partai Demokrat oleh Obama sekarang adalah kelompok politik yang diluar dari lingkaran kekuasaan Freeport. Freeport di AS begitu jaya akibat dukungan penuh partai republik, sebab eks pemilik Freeport nota bene adalah politisi dan penanam saham di Freeport dalam lingkaran partai republik.
Kembali pada masalah patung Obama yang diprotes oleh suku betawi di Jakarta, bagi saya kita realistis saja. Usia patung itu berapa sih sumbangsihnya dalam mengubur entitas Indonesia, dibanding eksplorasi emas di Tanah Papua oleh PT. Freeport yang berlangsung selama setengah abad sesuai kontrak karya yang dibuat dengan para negarawan Indonesia juga. Begitupun patung hanyalah symbol dan benda mati, entitas karikatur punya filosofi tersendiri. Jarak antara taman menteng dengan kantor Freeport satu ruas jalan yang berjarak hanya 400 meter saja. Entah ada kepentingan apa dibalik pendirian patung dimaksud, protes orang-orang Indonesia ada benarnya juga, dan bukti bahwa pemerintah SBY-Budiono memang neolib yang seenaknya mendirikan entitas asing dalam bingkai NKRI.
Bicara tentang Obama sendiri, tanggal 10 desember 2009 telah menerima nobel perdamaian dari Negara Norwegia. Negara pemberi nobel ini, dimana tahun 2006 menteri keuangannya mengirim surat resmi ke pusat saham Freeport di AS untuk mencabut sahamnya senilai 260 trilyun sekaligus dua tenaga ahli geologi tambang asal norwegia angkat kaki dari Freeport di Papua. Alasannya karena Freeport bikin masalah kemanusiaan dan pencemaraan lingkungan hidup.
Semestinya yang di ributkan oleh nasionalis adalah Freeport di Papua yang sudah terbukti hanya mengambil kekayaan orang Papua dengan mengatasnamakan undang-undang republik Indonesia. Jadi, bagi saya, ribut patung Obama hanyalah politik pengalihan isu yang coba digalang oleh nasionalisme NKRI chauvenistik semata untuk mengaburkan polemik skandal century yang kian hangat dan juga persoalan bangsa mengatasi martabat ekonomi nasional dalam menyelesaikan Freeport.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar