PUNCAK CARTENS DI PAPUA MENGALIR EMAS DAN TEMBAGA

Tujuh Summits adalah puncak tertinggi di masing-masing dari tujuh benua bumi. Namun, ada beberapa perdebatan tentang apakah untuk menghitung Selandia Baru dan Oseania (yang menambahkan Kepulauan Pasifik dan kepulauan Indonesia) dalam dengan Australia. Jika Oseania dianggap sebagai bagian dari benua Australia, maka puncak tertinggi adalah Puncak Jaya, juga dikenal sebagai Piramid Carstenz. Its 4.884 meter-tinggi (16.024 kaki) berdiri di atas puncak kedua di Australia Mt. Kosciuszko dan Selandia Baru Aoraki / Mt. Memasak. Terletak di provinsi Papau Indonesia (sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya), puncak berada di tengah-tengah 2.500 km sepanjang Pegunungan Maoke, atau Range Tengah, dari pulau New Guinea. Keinggeris-inggerisan yang Namanya berasal dari navigator Belanda Jan Carstenz yang pertama kali mengamati puncak dari garis pantai pulau itu pada tahun 1623 pada hari yang jarang jelas. Ketika Indonesia menguasai provinsi pada 1960-an, puncak berganti nama menjadi Puncak Jaya (Victory Peak).

Tercatat pertama mendaki gunung ini pada tahun 1962 oleh sebuah tim yang dipimpin oleh pendaki Austria, Heinrich Harrer (dari Seven Years in Tibet ketenaran). Sejak saat itu, terutama karena kepentingan dalam konsep Summits Tujuh, Puncak Jaya telah dikunjungi berkali-kali. Ini adalah agak sulit memanjat pada rute standar ke wajah utara dan di sepanjang puncak bukit, yang merupakan hard rock semua permukaan. Daerah ini sangat tidak bisa diakses, membutuhkan 100-km berjalan kaki dari kota terdekat dengan bandara-Timika-ke base camp, yang biasanya membutuhkan waktu sekitar empat atau lima hari sekali jalan. Sebuah band lokal dari gerilyawan, berjuang untuk membuat provinsi Papau independen dari Indonesia, agak aktif di daerah tersebut dan Tambang Tembaga Freeport di Tembagapura adalah flashpoint sesekali. Gerilyawan melihat tambang baik sebagai tanda imperialisme dan sumber polusi. Dengan demikian, pendaki harus mengajukan permohonan izin untuk memasuki daerah dari pemerintah pusat, meskipun pengunjung umumnya dianggap disambut oleh penduduk setempat.

Sementara puncak Puncak Jaya bebas dari gletser, ada beberapa pada lereng, termasuk gletser Carstensz, yang Meren gletser, dan Northwall Firn (tergantung gletser). Menjadi khatulistiwa, ada sedikit variasi dalam suhu rata-rata selama tahun (sekitar 0.5 ° C) dan gletser berfluktuasi pada dasar musiman hanya sedikit. Namun, analisis tingkat khatulistiwa yang jarang terjadi ini gletser dari catatan sejarah menunjukkan mundur signifikan sejak tahun 1850-an, menunjukkan pemanasan regional sekitar 0.6 ° C per abad antara tahun 1850 dan 1972. Puncak gletser Puncak Trikora di Pegunungan Maoke menghilang sama sekali beberapa waktu antara 1939 dan 1962. Sejak tahun 1970-an, tingkat gletser yang dimonitor oleh satelit, terutama seri Landsat, sebagai tantangan untuk mengakses daerah tersebut dan mengamati dari tanah sangat tinggi. Namun, pemandangan di atas adalah satelit langka akuisisi yang cukup bebas awan.

Gambar ini diakuisisi oleh Landsat 7 adalah Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM +) sensor pada tanggal 29 Mei 2003. Ini adalah gambar warna palsu dibuat menggunakan gelombang pendek-inframerah, dekat-inframerah, dan panjang gelombang hijau (ETM + band 7, 4, dan 2). Dalam skema ini, salju dan es muncul biru sedangkan awan berwarna putih, telanjang unvegetated tanah seperti kapur berbatu puncak pegunungan tampak merah atau merah muda, yang dalam ungu dan abu-abu adalah lubang terbuka tembaga sementara hutan hujan yang rimbun muncul dari dataran rendah hijau. Dalam format besar gambar, limpasan ke sungai-sungai selatan tambang muncul di dalam ungu, yang sebagian besar puing baik dicuci hilir dari tambang.

[Editor's Note: Ini adalah yang terakhir dalam serangkaian adegan Landsat dunia Seven Summits. Sebelumnya puncak Gunung termasuk Asia. Everest, Denali Amerika Utara / Mt. McKinley, Amerika Selatan Cerro Aconcugua, Antartika's Vinson Massif, Australia's Mt. Kosciuszko, Selandia Baru Aoraki / Mt. Memasak, dan Afrika Kilimanjaro.]